YAKIN

Blog post description.

ARTIKEL

Novie Anggriani, S.Psi

4/14/20191 min read

Waktu masih kelas tiga SMP, anak ini ditanya sahabatnya tentang masa depan yang ia sendiri tak tau akan seperti apa.

"Nanti kamu masuk kuliah, abahmu pensiun. Terus piye?" tanya temannya dibawah rindang pohon beringin sekolah.

"Maksudmu?" anak ini malah balik tanya.

"Kamu bilang pengen jadi dokter kan. Kuliah kedokteran itu mahal. Kalau abahmu pensiun terus siapa yang mbayar kuliahmu?

Sudah lah kamu ganti cita-cita saja" sang teman nampaknya betul-betul mengkhawatirkan masa depan anak ini.

Ternyata anak (yang dulunya) cungkring berkacamata ini punya jawaban yang mungkin sangat langka untuk anak limabelas tahun. Ditepuknya pelan pundak sang teman lantas ia berkata "trims yo, sudah mengkhawatirkan aku. Gusti Allah ki sugeh (kaya) sing mbiayayi aku bukan abahku, tapi Gusti Allah liwat tangan abahku. Doakan saja aku bisa jadi dokter, mengko yen kowe loro ra sah mbayar" lalu keduanya tertawa.

Abahnya pensiun saat ia kelas dua SMA, tahun berikutnya anak ini diterima di fakultas kedokteran universitas negeri di jawa tengah.

Dengan keyakinan penuh Allah Maha Kaya ia berangkat ke Solo. Setelah perjuangan berat dan berdarah darah, tirakat dan belajar sungguh-sungguh akhirnya gelar dokter itu ia raih. Bahkan hari ini ia pulang membawa satu dokter lagi sebagai anggota baru keluarga besarnya, sang istri seorang dokter yang hafal 30 juz al quran.

Masya Allah, ketika sebuah asa diiringi dengan keyakinan penuh dan selalu menyertakan Allah dalam pencapaiannya maka insya Allah akan tercapai. Allah tak pernah curang. Yakin saja.